Senin, 22 Agustus 2011

Sinau-online, Belajar di Kampus Maya


Kenangan Masa Lalu : SUARA MERDEKA Rabu, 16 Oktober 2002

April 29, 2006
 
Rate This

Sinau-online, Belajar di Kampus Maya

Berita ini dikutip dari http://www.suaramerdeka.com/harian/0210/16/nas19.htm Kenangan ini mengingatkan saya di awal-awal pengembangan SiNAU-ONLINE bersama Pak Imam dan Budi. Berikut ini berita lengkapnya.
TEKNOLOGI informasi yang berkembang demikian pesat, akhirnya memunculkan era information technology (IT), yang membawa dampak transformasi pada berbagai aspek kehidupan. Dalam dunia pendidikan, era IT ini ditandai dengan munculnya istilah virtual-university, cyber-university, e-learning, tele-education, distance-learning, virtual-laboratory, dan sebagainya.
Universitas Islam Sultan Agung (Unissula) yang beralamat di Jalan Kaligawe Semarang, sejak dua tahun terakhir ini mulai mengembangkan model pembelajaran menggunakan teknologi informasi untuk melayani seluruh masyarakat sivitas akademika. Salah satu hasilnya, sejak Agustus 2002 lalu, Unit Pelaksana Teknik (UPT) Komputer dan Teledukasi Unissula, secara resmi menerapkan media pembelajaran di kampus maya yang lebih populer disebut cyber-university atau virtual-university dengan nama situs Sinau-online.
Nama situs berkesan dari bahasa Jawa, sinau yang artinya belajar. Tetapi ada inisial lain dari kata Sinau, yaitu singkatan dari Studi Interaktif Unissula.
Sinau-online merupakan program dari Laboratorium e-Learning yang menggunakan media elektronik dan digital (multimedia), CD-ROM, dan internet dalam proses pembelajaran secara interaktif antara dosen dan mahasiswa.
Para mahasiswa bisa menerima materi kuliah apa saja hanya dengan mengakses Sinau-online dari rumah yang mempunyai fasilitas internet, warung internet (warnet), atau dari Laboratorium Internet di kampus. Setelah seorang mahasiswa melakukan login ke Sinau-online, berarti dia memasuki ruang kelas virtual yang bisa berinteraksi dengan dosen maupun dengan sesama mahasiswa dalam satu kelas.
“Fasilitas dalam ruang kelas virtual hampir sama dengan fasilitas dalam ruang kelas yang sesungguhnya. Ada pengumuman, forum diskusi, teman sekelas, bahan ajar, penilaian, evaluasi, referensi, tugas, dan tausiah berisi nasihat bijak dari dosen,” jelas Imam Much Ibnu Subroto ST, Kepala UPT Komputer dan Teledukasi.
Tetapi Sinau-online bukanlah program pembelajaran yang berdiri sendiri. Program ini terintegrasi dengan sistem formasi akademik. Hanya mahasiswa yang masih terdaftar dalam data akademik yang mendapat registrasi untuk bisa masuk ke situs Sinau-online, yang masih menginduk padahomepage Unissula, www.unissula.ac.id.
Interaktif
Penerapan teledukasi merupakan hasil kerja sama dengan Ibu Teledukasi Jakarta dan Universiti Tun Abdul Razak (Unitar) di Kuala Lumpur, Malaysia. Unitar merupakan lembaga teledukasi pertama di Malaysia, bahkan di Asia Tenggara. Sedangkan Ibu Teledukasi adalah pemegang lisensi tunggal dari Unitar untuk beroperasi di wilayah geografis Indonesia.
“Sebuah lembaga pendidikan yang menginginkan lulusan yang berkualitas dan memiliki kopetensi, maka dia harus menguasai informasi. Akhir-akhir ini muncul banyak istilah yang secara umum disebut cyber-university atau virtual-university, yaitu proses pembelajaran di perguruan tinggi yang memanfaatkan media internet. Program teledukasi yang dikembangkan di Unissula adalah e-learning dengan pengertian yang lebih luas. Selain menggunakan internet, bisa juga menggunakan video dan televisi,” jelas Ir H Sumirin MS, Pembantu Rektor I.
Situs Sinau-online yang berbasis e-learning itu, bertujuan untuk menambah jam tatap muka antara dosen dan mahasiswa, meskipun hanya melalui kelas virtual. Dengan visi untuk menghasilkan lulusan yang berkualitas, otomatis para mahasiswa dan dosen dituntut semakin aktif mengembangkan diri agar tidak tertinggal oleh arus informasi secara global.
“Dalam kelas biasa yang dihuni sekitar lima puluh mahasiswa, biasanya hanya tiga sampai lima mahasiswa yang mau bertanya pada dosen. Tetapi dalam kelas virtual, dari lima puluh mahasiswa bisa saja muncul lima puluh pertanyaan. Dan pertanyaan-pertanyaan itu tidak harus dijawab oleh dosen, tetapi boleh juga dijawab sesama mahasiswa dalam forum diskusi. Jika jawaban dari mahasiswa kurang tepat, barulah dosen yang membetulkan. Dengan demikian, sistem pembelajaran interaktif bisa berlangsung tanpa tekanan psikologis,” jelas Sumirin.
Secara Live
Proses pembelajaran di kelas virtual bisa juga dilakukan secara live. Seorang dosen mengajar di depan komputer yang dilengkapi kamera video, sedangkan mahasiswa mengikuti pelajaran tersebut dari komputer lain di berbagai tempat yang berbeda. Dalam hal ini secara langsung dosen dan mahasiswa tidak saling berkomunikasi, namun secara tidak langsung mereka saling berinteraksi pada waktu yang sama.
Kelebihan lain, mahasiswa bisa belajar di luar fakultasnya. Misalnya, seorang mahasiswa dari fakultas ekonomi ingin mengikuti mata kuliah di fakultas hukum. Harapan ini bisa terwujud di kampus maya. Syaratnya, mahasiswa itu terlebih dulu mendaftar pada dosen yang mengampu suatu mata kuliah. Jika sang dosen mengizinkan, mahasiswa itu bisa menjadi peserta didik dalam kelas virtual di luar fakultasnya.
Menyimak kelebihan-kelebihan tersebut, kiranya pantas jika mahasiswa menilai kuliah di kampus maya sangatlah menyenangkan. Sebagaimana penuturan Winastwan Gora Swajati yang lebih akrab dipanggil Gora, mahasiswa Fakultas Teknik Sipil semester VII.
“Bagi mahasiswa lama seperti saya, sebenarnya proses belajar melalui internet bukanlah hal baru. Jauh sebelumnya, beberapa dosen sudah ada yang memberikan bahan ajar dan tugas kepada mahasiswa melalui website pribadi. Tetapi bagi mahasiswa baru, menurut saya dampaknya sangat luar biasa. Mereka datang dari berbagai latar belakang sekolah yang berbeda. Banyak di antara mereka yang belum memahami multimedia, CD-Rom, dan internet. Program teledukasi mewajibkan mereka menguasai teknologi informasi tersebut,” ujar Gora di sela-sela kesibukannya mengikuti praktikum di Laboratorium Internet Unissula.
Menurut Imam sebagai Kepala UPT Komputer dan Teledukasi, juga dosen komputer semua mahasiswa baru memang wajib mengikuti kuliah IT-Literacy. Mata kuliah yang diajarkan meliputi cara mengoperasikan komputer secara umum, pengenalan multimedia, CD-Rom, internet, dan pengenalan proses pembelajaran teledukasi melalui Sinau-online yang berbasis e-learning. Bagi mahasiswa yang sudah selesai mengikuti kuliah IT-Literacy, maka mereka layak dinyatakan sudah melek teknologi informasi. (Sarby SB Wietha-33)