Minggu, 25 September 2011

Beton Tidak Boleh Retak?


Beton Tidak Boleh Retak?

POSTED BY BUDISUANDA ON FEBRUARY - 28 - 2011 ADD COMMENTS
 Beton Tidak Boleh Retak?Beton retak cukup sering terjadi dalam pelaksanaan proyek konstruksi. Banyak yang menyikapinya secara buru-buru bahwa  beton tersebut harus diperbaiki karena struktur beton telah mengalami kegagalan. Contoh pada proyek Perkantoran dimana Pembeli membeli space kantor yang belum dipasang plafond gypsum. Lalu, ketika melihat balok ada yang retak, Pembeli komplain. Kontraktor diminta untuk memperbaikinya. Salah siapa?
Beton BertulangBeton sangat banyak dipakai dalam proyek konstruksi. Bahan beton diperoleh dengan cara mencampurkan semen, air, dan aggregat plus bahan aditif dalam perbandingan tertentu. Segera telah diaduk, beton segar mulai mengeras. Semakin lama semakin keras mendekati kekuatan batu. Pedoman kekuatan beton adalah kekuatan saat mencapai umur 28 hari. Berikut disajikan tampang beton setelah mengeras.
 Beton Tidak Boleh Retak?
Beton memiliki karakteristik sebagai berikut:
  1. Memiliki kuat tekan sangat tinggi.
  2. Karakter beton memiliki kuat tarik rendah yang menyebabkan beton gampang mengalami retak pada daerah tarik.
  3. Beton mengerut saat pengeringan dan beton keras mengembang jika basah
  4. Beton mengalami kembang-susut bila terjadi perubahan suhu
  5. Beton bersifat getas
    Kemampuan kuat tekan beton pada umur 28 hari berkisar fc’= 10 – 65 MPa. Di pasaran lebih sering dijumpai mutu beton fc’ = 10 – 45 MPa atau K125 – K500. Angka tersebut menunjukkan nilai kekuatan tekan beton. Sebagai gambaran untuk kekuatan tekan beton untuk K125 adalah kubus beton 15×15 cm sanggup menahan beban sekitar 28 Ton.
    Kuat tarik beton berkorelasi dengan kuat tekannya atau dapat merupakan fungsi dari kuat tekannya. Maksudnya, jika kuat tekan beton tinggi, maka kuat tarik beton juga tinggi. Kuat tarik beton berada jauh di bawah kuat tekannya. Suatu rumus pendekatan untuk menentukan kuat tarik beton yaitu = 0.57 x √ fc’ (untuk beton normal).
    Pada kenyataannya beton dalam struktur beton bangunan sipil, memikul tarik yang  cukup besar Sehingga diperlukan perkuatan / material lain agar beton mampu memikul beban terutama beban tarik tersebut. Besi tulangan merupakan material yang memiliki kuat tarik yang tinggi. Sifat ini kemudian dimanfaatkan untuk mengatasi rendahnya kekuatan tarik beton. Sehingga apabila digunakan bersama-sama, maka menjadi struktur beton bertulang ( reinforced concrete ) yang kemudian memiliki kemampuan tekan dan tarik yang tinggi.
    Perkembangan Beban Bangunan vs Kondisi Struktur Beton BertulangPada beban kecil dimana gaya tarik yang terjadi belum melewati batas tarik beton,  analisis gaya-gaya yang terjadi adalah seperti gambar berikut:
     Beton Tidak Boleh Retak?
    Beton tarik (sisi bawah di tengah balok) masih mampu menahan beban tarik yang ada. Sehingga masih diperhitungkan dalam mendukung beban yang terjadi. Kondisi ini umumnya terjadi pada balok bentang pendek dan atau dengan tinggi balok cukup besar.
    Beban yang dipikul oleh struktur beton mulai diterima sejak bekisting dilepas. Beban yang dipikul saat itu belum mencapai beban rencana karena beban yang dipikul hanya beban sendiri dan beban pelaksanaan di atasnya. Kecilnya beban pada saat bongkar bekisting berarti beban tarik yang dipikulpun masih relatif kecil. Walaupun beban yang dipikul masih kecil, tidak berarti masih dalam batas kekuatan tarik beton.
    Dalam praktik perhitungan pembongkaran bekisting, acuan batas  kekuatan yang digunakan adalah kekuatan / kapasitas dukung beton bertulang bukan kekuatan batas tarik beton. Kadang diberikan faktor aman tertentu. Tidak mungkin untuk menjadikan batas kekuatan tarik beton dalam pembongkaran bekisting. Ini berarti kemungkinan beton sisi tarik  akan mengalami retak.
    Pada saat struktur beton telah selesai secara keseluruhan dan pekerjaan finishing mulai dikerjakan bahkan bangunan telah mulai beroperasi, maka berarti beban struktur semakin besar bahkan mencapai beban yang direncanakan. Kondisi beton pada saat ini memiliki kemungkinan yang semakin besar untuk mengalami keretakan dibanding pada saat bongkar bekisting.
     Beton Tidak Boleh Retak?
    Pada gambar di atas adalah kondisi struktur beton bertulang mengalami beban besar atau sudah mencapai beban rencana. Pada gambar paling kanan terlihat beton bawah (bagian tarik) sudah tak diperhitungkan lagi. Baja tulangan bawah yang diperhitungkan untuk menahan gaya tarik. Perhitungan kapasitas momennya adalah M=C x jd = T x Jd. Simpelnya perhitungan dilakukan dengan memperhitungkan kopel gaya tekan beton (C) dan tulangan bawah (T). Beton bagian bawah (sampai pada batas garis netral / garis putus-putus) tidak diperhitungkan lagi.
    Keretakan Beton = Gagal Struktur?
    Pada saat terjadi keretakan, besi tulangan pada daerah tarik tersebut mulai mengambil alih secara penuh beban tarik yang terjadi. Artinya beton daerah tarik sudah tidak memikul beban tarik. Beban tarik dialihkan ke besi tulangan. Secara struktural kondisi ini memang dirancang seperti itu dan kekuatan struktur masih dapat dipertanggung jawabkan. Beton yang retak saat beban mulai bertambah sama sekali tidak berarti ada kegagalan struktur.
    Lokasi retakan yang terjadi saat beban mulai membesar adalah pada daerah tumpuan  / ujung balok sisi atas dan tengah bentang di sisi bawah. Pengalaman saya, retak yang terjadi hanya 1-2 retakan di satu tempat observasi. Dimana tebalnya juga tidak besar. Bahkan seringkali hanya retak rambut. Keretakan seperti ini mestinya tidak perlu diperbaiki sama sekali. Ini kondisi yang alamiah terjadi dan memang perhitungannya sudah memperhitungkan retak itu akan terjadi.
    Lain soalnya jika retak yang terjadi cukup banyak untuk satu lokasi observasi dengan lebar retak yang cukup besar dan retak mulai merembet ke lokasi lain selain di tumpuan dan tengah bentang. Ini ciri-ciri struktur beton mulai tidak mampu memikul beban yang ada.
    Siapa yang bertanggung jawab?
    Jika retak beton yang terjadi masih wajar, maka tidak perlu diperbaiki. Tidak perlu ada yang bertanggung jawab. Tidak perlu juga untuk khawatir, karena perhitungan struktur beton memang sudah tidak memperhitungkan beton yang mengalami retak. Namun jika retak yang terjadi cukup parah, perlu dilakukan penelitian yang lebih rinci yang melingkupi perhitungan struktur sesuai kondisi lapangan. Di samping itu perlu pula untuk melihat kembali kronologis pelaksanaan struktur. Jangan buru-buru menyalahkan salah satu pihak. Lakukanlah kajian yang lebih teliti.

    Kesalahan Persepsi Kurva-S


    Kesalahan Persepsi Kurva-S

    POST OLEH BUDISUANDA PADA 19 - MARCH - 2011
    Kurva-S atau S-Curve mungkin metode perencanaan dan kendali waktu pelaksanaan proyek yang paling populer dalam perencanaan dan monitoring schedule pelaksanaan di proyek. Hampir semua proyek mensyaratkan dan telah lama menggunakan  kurva-s baik proyek Pemerintah maupun Swasta. Namun pada kenyataannya, banyak sekali kejadian dimana kurva-s tidak dimanfaatkan secara optimal dan malah sering kali salah aplikasi serta salah kaprah.

    Kurva-S

    s vurveApril09 150x150 Kesalahan Persepsi Kurva SKurva-S atau S-Curve adalah suatu grafik hubungan antara waktu pelaksanaan proyek dengan nilai akumulasi progres pelaksanaan proyek mulai dari awal hingga proyek selesai. Kurva-S sudah jamak bagi pelaku proyek. Umumnya proyek menggunakan S-Curve dalam perencanaan dan monitoring schedule pelaksanaan proyek, baik pemerintah maupun swasta.
    Kurva-S ini secara gampang akan terdiri atas dua grafik yaitu grafik yang merupakan rencana dan grafik yang merupakan realisasi pelaksanaan. Perbedaan garis grafik pada suatu waktu yang diberikan merupakan deviasi yang dapat berupa Ahead ( realisasi pelaksanaan lebih cepat dari rencana) dan Delay (realisasi pelaksanaan lebih lambat dari rencana). Indikator tersebut adalah satu-satunya yang digunakan oleh para pelaku proyek saat ini atas pengamatan pada proyek-proyek yang dikerjakan di Indonesia.

    Manfaat Kurva-S

    Kepraktisan menggunakan alat ini menjadikannya sebagai alat yang paling banyak digunakan dalam proyek. Namun juga tidak sedikit proyek yang menjadikan alat ini hanya sebatas hiasan dinding ruang rapat proyek. Mungkin agar terlihat “keren” atau yang lain. Padahal manfaat dari Kurva-S ini cukup banyak disamping sebagai alat indikator dan monitoring schedule pelaksanaan proyek.
    1. Ada beberapa manfaat lain dari Kurva-S yang dapat diaplikasikan di proyek, yaitu:
    2. Sebagai alat yang diperlukan untuk membuat EVM (Earned Value Method)
    3. Sebagai alat yang dapat membuat prediksi atau forecast penyelesaian proyek
    4. Sebagai alat untuk mereview dan membuat program kerja pelaksanaan proyek dalam satuan waktu mingguan atau bulanan. Biasanya untuk melakukan percepatan.
    5. Sebagai dasar perhitungan eskalasi proyek
    6. Sebagai alat bantu dalam menghitung cash flow
    7. Untuk mengetahui perkembangan program percepatan
    8. Untuk dasar evaluasi kebijakan manajerial secara makro

    Kesalahan penggunaan dan persepsi Kurva-S

    Walaupun gampang dan praktis untuk digunakan, tetap saja masih ada pelaku proyek yang salah persepsi dan salah menggunakan fitur sederhana ini. Berdasarkan pengalaman, ada beberapa hal yang saya anggap keliru dan belum lengkap dalam aplikasi Kurva-S ini, yaitu:
    Anggapan bahwa progress 50% adalah tepat pada 50% waktu pelaksanaan.
    Asumsi ini mengesampingkan kenyataan variasi jenis proyek atau keunikan proyek. Menurut saya ini suatu kesalahan persepsi. Contoh pada proyek gedung dimana komponen alat M/E yang cukup tinggi hingga 25% dan dipasang di akhir pelaksanaan proyek. Hal ini berarti kurva-s akan cukup landai di awal dan naik cukup tinggi di bagian akhir waktu pelaksanaan. Kurva-S akhirnya cenderung berada di progres 50% pada lebih dari 50% waktu pelaksanaan.
    Persepsi yang benar adalah bahwa progres 50% belum tentu tepat pada 50% waktu pelaksanaan. Ini karena komposisi biaya dan waktu pelaksanaan tiap jenis proyek berbeda-beda. Pada suatu jenis proyek pun cukup variatif terkait lingkup pekerjaan yang dikerjakan.
    Bentuk kurva harus mendekati huruf S.
    Banyak pelaku proyek mempersepsikan nama kurva-s berarti grafik schedule yang terbentuk juga harus berbentuk S. Kedengaran lucu tapi ini benar-benar terjadi.
    Ini juga kesalahan persepsi. Dengan alasan yang sama dengan point di atas bahwa proyek itu unit. Ada begitu banyak variasi termasuk kasus di atas. Bentuk S pada kurva adalah pendekatan.
    Variasi bentuk S pada kurva-s  akan sesuai kondisi proyek yang dilaksanakan yaitu distribusi bobot, urutan pelaksanaan, durasi, lingkup, dan yang lainnya. Sehingga tidak perlu memaksakan bentuk kurva atau grafik menyerupai S pada kurva-s, walaupun pada kebanyakan kasus kurva yang terbentuk memang mendekati huruf S.
    Distribusi bobot pekerjaan berdasarkan waktu untuk suatu item pekerjaan sering diasumsikan terdistribusi merata.
    Kesalahan ini diakibatkan oleh pemahaman yang kurang tepat mengenai Kurva-S. Pemahaman yang dimaksud adalah bagaimana bobot didapatkan, bagaimana struktur biaya masing-masing item pekerjaan dan bagaimana pekerjaan itu dilakukan terkait urutan pelaksanaan dan durasinya.
    Distribusi bobot haruslah memperhitungkan rencana volume yang akan dikerjakan dalam satuan waktu dan nilai biayanya. Pada pekerjaan struktur beton untuk gedung berlantai banyak, distribusi bobot dapat dimungkinkan untuk merata. Namun untuk kasus lain misalnya pekerjaan M/E, tidak dapat didistribusikan merata karena pada dasarnya pekerjaan M/E terdiri atas dua kelompok besar yaitu instalasi dan alat M/E. Komposisi biaya antara dua kelompok biaya tersebut berbeda signifikan. Instalasi M/E diperkirakan hanya 10% dari total biaya M/E dan alat M/E bisa mencapai 90%.
    Jika dihubungkan dengan kurva-S hasil realisasi pelaksanaan, hanya menghasilkan selisih akumulatif realisasi terhadap rencana yaitu Ahead (lebih cepat) atau Behind (terlambat). Sangat jarang memanfaatkannya untuk estimasi atau forecast penyelesaian proyek.
    Seperti yang dijelaskan pada paragraf sebelumnya mengenai manfaat schedule Kurva-S cukup banyak. Sayang sekali apabila pada suatu proyek, schedule Kurva-S dibuat namun tidak pernah diupdate realisasi pelaksanaannya. Proyek seakan berjalan tanpa tahu apakah mengalami keterlambatan atau sebaliknya. Tentu berbahaya menjalankan proyek tanpa kendali
    Produk turunan dari kurva-s yang paling gampang adalah estimasi waktu penyelesaian proyek. Keterlambatan proyek biasanya sering dikaitkan dengan paramter waktu perkiraan penyelesaian proyek. Untuk mendapatkan parameter ini perlu mempelajari mengenai Earned Value Method (EVM).
    Ahead atau Behind adalah satu-satunya alat untuk menyatakan kondisi realisasi pelaksanaan tanpa memperhatikan aspek lain.
    Mungkin ini persepsi yang paling banyak terjadi. Perlu diketahui bahwa Kurva-S menyatakan realisasi pekerjaan dalam bentuk bobot atau nilai biaya yang telah dikerjakan. Dasar tersebut berarti tingkat akurasi dalam hal deviasi tidaklah benar-benar akurat.
    Untuk menyatakan apakah proyek benar-benar sedang mengalami keterlambatan, diperlukan alat yang lain misalnya Critical Path Method (CPM) atau Earned Value Method (EVM). Akan tetapi untuk deviasi schedule dan realisasi yang cukup besar, indikasi dari Kurva-S sudah cukup. Pada deviasi yang kecil, perlu instrumen lain untuk menyatakan keterlambatan proyek.
    Cara memprogres pekerjaan persiapan adalah berdasarkan proporsional terhadap pekerjaan fisik. Misal, jika realisasi pekerjaan fisik mencapai 40% maka progres pekerjaan persiapan juga harus 40%.
    Ini salah kaprah. Pekerjaan persiapan merupakan salah satu item pekerjaan yang selalu ada dalam BQ dan Kurva-S. Pekerjaan persiapan memiliki karakteristik yaitu tergantung dengan waktu. Artinya pekerjaan ini tidak terkait dengan progres pelaksanaan. Seringpula pada aktualnya pekerjaan persiapan dilakukan lebih dulu seperti kantor direksi, jalan akses, papan nama, dan lain-lain. Cakupan pekerjaan persiapan tersebut tidak terkait dengan seberapa besar progress pelaksanaan pada item pekerjaan fisik yang lain.
    Pekerjaan persiapan haruslah diprogres sesuai dengan realisasi aktual di lapangan. Hal ini karena memprogress pelaksanaan dengan Kurva-S adalah suatu tindakan yang mengakui biaya yang dikeluarkan oleh Penyedia Jasa. Memprogress adalah sama dengan mengakui biaya yang dikeluarkan. Perlu kesepakatan awal mengenai bobot progres pada item pekerjaan ini.
    Cara menilai progres realisasi berbeda dengan asumsi atau cara membuat distribusi bobot masing-masing pekerjaan pada Master Schedule S-Curve.
    Perbedaan yang akhirnya akan membuat deviasi dalam pelaksanaannya. Asumsi-asumsi terhadap menetapkan distribusi bobot item pekerjaan pada saat perencanaan schedule dalam Kurva-S haruslah sama dengan asumsi-asumsi yang diterapkan dalam melakukan progres realisasi pekerjaan.
    Agar tidak terjadi perbedaan pendapat, maka haruslah dilakukan kesepakatan di awal. Perlu diingat bahwa distribusi bobot item pekerjaan dan ketentuan memprogres pekerjaan adalah fokus pada biaya yang dikeluarkan berdasarkan kontrak yang telah disepakati baik ditinjau terhadap BQ maupun jenis kontrak.
    Percepatan dilakukan dengan mempercepat item pekerjaan yang memiliki bobot yang besar, sehingga realisasi schedule dalam waktu singkat dapat menjadi Ahead tanpa melihat aspek pekerjaan kritis.
    Persepsi ini pada akhirnya akan membuat keterlambatan schedule berdasarkan Kurva-S dapat dikejar namun berdasarkan aktual waktu penyelesaian sisa pekerjaan mengalami keterlambatan karena sisa pekerjaan memiliki urutan dan ketergantungan yang membutuhkan waktu yang lama walaupun bobot yang kecil.
    Dalam usaha percepatan atas keterlambatan pekerjaan, parameter yang paling penting adalah perkiraan waktu penyelesaian proyek. Percepatan hanya dapat berhasil apabila menggunakan fitur Critical Path Method yang merupakan turunan dari Bar Chart. Dengan menggunakan fitur Critical Path Method, rencana percepatan akan jauh lebih akurat.
    Kesalahan dan kurang optimalnya penggunaan Kurva-S pada beberapa kasus di atas harusnya dihindari dalam rangka mencapai target waktu yang benar. Walaupun sederhana, Kurva-S cukup bermanfaat sebagai alat kendali waktu pelaksanaan di proyek. Pemahaman filosofis mengenai Kurva-S akan sangat membantu proyek untuk mencapai target waktu.
    Kurva-s pada dasarnya adalah perbandingan antara rencana dan realisasi pengeluaran biaya atau lebih pada kebutuhan cash flow. Namun dapat bermanfaat dalam menyatakan apakah proyek terlambat maupun tidak. Keterlambatan yang dinyatakan dalam kurva-s tersebut sebenarnya hanyalah merupakan pendekatan sehingga memiliki akurasi yang  tidak tinggi dalam menyatakan keterlambatan proyek. Alat yang lebih baik dalam menyatakan keterlambatan proyek adalah Bar Chart dan produk turunannya yaitu Critical Path Method.
    Pada proyek internasional, baik Owner maupun MK menggunakan tiga alat kendali sekaligus yaitu kurva-s, Bar Chart, dan Critical Path Method. Ketiganya digunakan dalam mencapai akurasi penilaian dan membuat program pelaksanaan proyek agar target waktu dapat tercapai. Mungkin kita perlu meniru dan mencoba mengaplikasikannya.
    ProjectScheduling Kesalahan Persepsi Kurva S

    http://proyekindonesia.com/2011/03/kesalahan-persepsi-kurva-s/#more-276

    Jembatan Penghubung 3 Kota


    Jembatan Penghubung 3 Kota

    POSTED BY ADE.ARIZAL ON MARCH - 21 - 2011 ADD COMMENTS
    Jembatan terpanjang di dunia selesai dibangun di Cina setelah empat tahun pengerjaan. Jembatan sepanjang 42,5 kilometer yang memiliki persimpangan tersebut menghubungkan tiga kota di Cina. Jembatan itu menghubungkan Kota Qingdao di sebelah timur Provinsi Shandong dengan Distrik Huangdao. Panjang jembatan tersebut mencapai 42,5 kilometer atau sekitar delapan kali lebih panjang dari jembatan Suramadu di Jawa Timur, Indonesia, yang memiliki panjang 5,4 kilometer.
    8f3dbaf5 Jembatan Penghubung 3 Kota
    2419f4c3 Jembatan Penghubung 3 Kota
    Jembatan bernama Qingdao Haiwan tersebut dibangun dua tim berbeda yang mengerjakan sejak 2006. Jembatan menghubungkan tiga kota pantai di Provinsi Shandong. Salah satu teknisi mengatakan, “Contoh dari komputer dan perhitungannya semua sangat bagus. Tapi Anda tidak bisa bersantai sampai kedua sisi menyatu. Kerenggangan beberapa sentimeter saja bisa memicu bencana.”
    qingdao 300x177 Jembatan Penghubung 3 Kota
    Jembatan terpanjang ini dibangun salah satu tujuannya ternyata hanya untuk menyingkat jarak tempuh 20 menit dari 2 kota yang berhubungan
    Jembatan Qingdao Haiwan menyisihkan jembatan Lake Pontchartrain Causeway di Louisiana, Amerika Serikat. Lake Pontchartrain Causeway memiliki panjang 38,42 kilometer.
    Sumber: Terselubung

    Jembatan di Atas Awan

    POSTED BY ADE.ARIZAL ON MARCH - 19 - 2011 ADD COMMENTS
    Sensasi berjalan menembus awan di angkasa, hanya dapat dinikmati di Jembatan Le Viaduc de Millau, jembatan tertinggi di dunia yang berlokasi di Millau, Perancis. Jembatan ini menghubungkan Paris dan Barcelona. Jembatan ini juga dilengkapi dengan kaca transparan yang aerodinamis yang berfungsi melindungi mobil dari hembusan angin.
    viaduc millau Jembatan di Atas Awan

    2009 top buildings 18 Jembatan di Atas Awan
    Jembatan Millau (le Viaduc de Millau) adalah sebuah jembatan jalan bersanggahkan kabel yang menyeberangi lembah Sungai Tarn di pegunungan Massif Central dekat Millau di selatan Perancis, yang pada pagi hari selalu diselimuti oleh embun pagi. Orang yang berkendaraan melintasi awan-awan yang mengambang rendah di pegunungan dapat dengan mudah menggapainya, sambil melihat pemandangan yang luar biasa menakjubkan di bawahnya serta tanpa perlu khawatir gangguan angin yang kuat. Jika Anda melintasi jembatan ini, maka Anda laksana berjalan di langit dengan menembus atau diiringi awan yang berarak. Sungguh sensasi yang luar biasa..!
    Jembatan unik ini kini bukan hanya jadi sarana transportasi tapi juga ajang wisata. Banyak wisatawan yang ingin menjajal berkendaraan bersamaan dengan awan yang berarak di sekelilingnya serta mengambil foto cantik jembatan ini.  Menurut Chirac, pembangun jembatan ini merupakan keajaiban dan menjadi lambang kemajuan teknik sipil Prancis. Jembatan ini juga berfungsi sebagai simbol dari kemoderan Prancis.
    ml 8 Jembatan di Atas Awan
    Millau mulai dibangun pada tanggal 16 Oktober 2001 dan dibuka resmi pada 14 Desember 2004, lebih lambat dari waktu yang dijadwalkan, yakni tiga tahun. Hal ini salah satu sebabnya adalah faktor cuaca, selain memang tingkat kesulitan yang tinggi.  Maklum, jembatan ini selain luar biasa tinggi juga dibangun di  lokasi yang tidak biasa. Struktur tanah yang tak rata, maklum wilayah pegunungan.Digunakan sistem hidrolik untuk menyorong geladak kembatan ke dalam tempat seharusnya. Sistem ini disediakan oleh Enerpac Hydraulic Systems – perusahaan yang juga “mengangkat” Golden Gate Bridge. Jembatan ini diresmikan oleh Presiden Jacques Chirac berkuasa (sekarang Sarkozy) dalam sebuah upacara yang megah.
     ml 10 Jembatan di Atas Awan
    Dirancang oleh teknisi jembatan Perancis Michel Virlogeux dalam kerja sama dengan arsitek Britania, Lord Foster. Millau merupakan jembatan tertinggi di dunia, dengan tonggak puncak pada 343 meter (1.118 kaki), sedikit lebih tinggi dari Menara Eiffel dan hanya 40 m (132 kaki) lebih pendek dari Gedung Empire State. Viaduc de Millau memperoleh penghargaan atas konstruksi yang unggul dari Internasional Asosiasi untuk Jembatan dan tanah Konstruksi IABSE.
    ml 3 Jembatan di Atas Awan
    Picture30 Jembatan di Atas Awan
    Jembatan ini dibangun dengan menggunakan metode pelaksanaan Incremental Launching Method / ILM. ILM adalah suatu metode erection pada jembatan bentang panjang yang sudad diimplementasikan sejak tahun 1962 yaitu di Rio Caroni Bridge di Venezuela. Metode ini ditemukan oleh Prof. Dr. Ing. F. Leonhardt dan partnernya Willi Baur. Metode ini telah dipatentkan sejak tahun 1967.

    Design Jembatan

    1. Viaduc de Millau memiliki total panjang 2460 m dan lebar adalah 32 m.
    2. Terdiri atas 8 bentang atau spans dan 7 buah tiang jembatan / piers.
    3. Terpanjang bagian antara kolom diukur 342 m.
    4. Tinggi tiang tertinggi adalah 343 m. Tinggi pylon adalah 87 m.
    5. Tebal jalan 4.20 m dan lebar deck adalah 27,35 m.
    6. Total beton yang digunakan adalah 227.000 ton dan baja yang digunakan 39.700 ton.
    9u6v49 Jembatan di Atas Awan

    Fakta-fakta Mengenai Jembatan Ini

    1. Tiang kaki-kakinya tertinggi di dunia. Tiang P2 setinggi 244,96 meter dan P3 221,05 meter, mematahkan rekor Perancis yg sebelumnya dipegang oleh Tulle and Verrieres Viaducts (141 meter), dan rekor dunia yg sebelumnya dipegang oleh Kochertal Viaduct (jerman) yg berketinggian 181 meter.
    2. Tiang jembatannya tertinggi di dunia. Puncaknya mencapai tinggi 343 meter berdiri di atas tiang P2.
    3. Jalan raya jembatan tertinggi di dunia. Terletak pada ketinggian 270 meter di atas permukaan laut pada titik tertingginya. Hanya jembatan gantung Royal Gorge Bridge (321 meter) di Colorado, Amerika, yg lebih tinggi, itupun hanya digunakan untuk pejalan kaki.
    Picture14 Jembatan di Atas Awan